SURABAYA – Sebagai salah satu kampus terbaik di wilayah Jawa Timur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya meningkatkan kualitasnya di berbagai sektor, tak terkecuali dalam bidang pengembangan mahasiswa. Hal ini terbukti oleh kontribusi dan kerja sama yang ITS jalin bersama Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) Surabaya.
Selasa (29/11) lalu, AMN Surabaya telah diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Asrama ini disebut-sebut sebagai wadah yang akan menyatukan mahasiswa Surabaya dari berbagai suku, budaya, maupun agama. Tercatat hingga saat ini, terdapat 407 mahasiswa dari empat Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Surabaya, yakni ITS, Universitas Airlangga (Unair), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur.
Keikutsertaan ITS dalam pengelolaan AMN menjadikan program pengembangan mahasiswa di asrama tersebut dapat berjalan lebih baik. Pasalnya, kontribusi yang diberikan oleh Kampus Perjuangan ini tak hanya berupa sumber daya mahasiswanya, melainkan juga fasilitas penunjang bagi ratusan orang di dalamnya.
Mahasiswa ITS penerima beasiswa LPDP sekaligus penghuni AMN Surabaya.
Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS, Prof Dr Ir Adi Soeprijanto MT menyebutkan bahwa fasilitas tersebut tak hanya ditujukan bagi mahasiswa ITS, tetapi juga untuk seluruh mahasiswa dari tiga kampus lainnya.
Tak hanya itu, fasilitas bus kampus juga turut dihibahkan kepada AMN untuk membantu sistem mobilisasi mahasiswa ITS dari asrama menuju kampus, begitu pun sebaliknya. Di samping itu, demi memperkaya pengetahuan mahasiswa selama di asrama, ITS juga memberikan sumbangsih berupa sejumlah buku perkuliahan. “Sumber bacaan yang kami hibahkan terdiri dari buku terbitan ITS dan buku dari sumber lain, ” terang Adi, Sabtu (3/12/2022).
Bus kampus sebagai sarana transportasi bagi mahasiswa ITS di Asrama Mahasiswa Nusantara Surabaya.
Alumnus Institut Teknologi Bandung ini menambahkan, terdapat 64 mahasiswa ITS yang sudah tinggal dan menetap di AMN. Keseluruhan mahasiswa tersebut berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, termasuk di dalamnya mahasiswa asli Papua. “Mereka semua mendapat bantuan biaya kuliah maupun pelatihan pengembangan diri selama berada di sana, ” imbuhnya.
Peraih penghargaan Satya Lencana Karya Satya 20 tahun tersebut juga menegaskan, sistem pembinaan yang dirancang di asrama ini terbilang cukup fleksibel. Ketika para mahasiswa berada di kampus, mereka hanya berkewajiban mengikuti semua kegiatan di kampus masing-masing tanpa mengindahkan kegiatan asrama. Namun, ketika mereka sudah kembali ke asrama, para mahasiswa diharapkan dapat mengikuti kegiatan yang telah disusun dengan penuh tanggung jawab.
Rektor ITS, Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng bersama para mahasiswa ITS yang menjadi penerima beasiswa AMN
Dalam pelaksanaan pembinaan mahasiswa AMN, dilakukan berbagai jenis kegiatan, seperti pelatihan kewirausahaan, kelas public speaking, kelas bahasa, hingga pembinaan psikologi. Semua hal itu dikembangkan dalam rangka meningkatkan soft skill maupun hard skill dari masing-masing mahasiswa. “Nantinya, keempat PTN akan saling berbagi tugas dalam memberikan pembinaan dengan mendatangkan para ahli terbaik dari kampusnya, ” ujar Adi.
Pasca peresmian asrama mahasiswa yang berlokasi di Wonocolo ini, Adi mengaku bahwa program AMN yang diusung pemerintah tersebut merupakan satu langkah yang cemerlang. “Saya berharap, setelah keluar dari asrama ini, mahasiswa ITS menjadi lebih berkembang dan mau membagikan ilmunya kepada rekan yang lain, ” tegasnya mengakhiri. (*)
Baca juga:
UB dan Densus 88 Deklarasi Anti Radikalisme
|
Reporter: Lathifah Sahda
Redaktur: Erchi Ad’ha Loyensya